SELAMA 10 tahun menekuni dagang nasi uduk pecel lele, sempat berjalan
tertatih-tatih. Namun kini, jumlah pelanggan meningkat. Sehingga,
pasangan suami istri Udin dan Kurniatun mulai menikmati hasil. Apalagi, sejak mereka melebarkan sayap bisnis merambah masakan sea
food, maka warung Sinar Putri Kembar di Jalan Gajahmada, Jakarta Barat
tersebut semakin naik daun.
“Kalau semua dagangan habis, mulai dari pecel lele, pecel ayam, dan
ikan laut, omsetnya sekitar Rp5 juta dalam semalam,” ungkap Udin di
warungnya yang dipenuh konsumen, kemarin. Dengan omset sebesar itu, tentu terdapat untung yang menggiurkan.
“Alhamdulillah, keuntungannya jauh lebih besar dibandingkan saat saya
masih menjadi kuli bangunan,” ujar ayah dari lima anak itu.
Sejak beralih usaha dari kuli bangunan ke warung makanan, kondisi
ekonomi keluarga Udin makin jauh membaik. “Saat masih jalan berkeliling
mengangkut batu di kawasan Krukut, hidup terasa berat sekali. Sekarang
punya warung yang banyak pelanggan begini, membuat kami sangat
bersyukur,” ujar Udin. Dalam sehari bisa membuat sekitar 300 porsi masakan.
• Rata-rata ayam goreng 120 porsi
• Ikan lele 60 porsi
• Aneka masakan ikan laut 120 porsi
• Rata-rata ayam goreng 120 porsi
• Ikan lele 60 porsi
• Aneka masakan ikan laut 120 porsi
KOKI PROFESIONAL
Warung pecel lele dan sea food Sinar Puteri Kembar yang terletak
sederet dengan gedung koran Pos Kota, kini tiap malam dipenuhi pelanggan
tua dan muda. “Masakannya enak dan gurih, gorengannya kering dan
renyah, jadi tak terlalu banyak kolesterol,” ujar Rudianto, salah satu
pelanggan.
Untuk masakan pecel lele dan pecel ayam ditangani Kurniatun,
sedangkan masakan sea food mempekerjakan koki profesional. “Untuk koki
dibayar harian sebesar Rp170 ribu, baik sepi maupun ramai,” ujar Udin
yang juga dibantu enam pekerja. “Tiap pekerja dapat gaji pokok Rp600 dan
uang harian Rp 25 ribu. Mereka juga dapat makan dan tempat tinggal,”
papar Udin yang tinggal di wilayah Kelurahan Krukut, Tamansari, Jakarta
Barat.
MURAH TAPI ENAK
Warung yang terletak di sebelah Sate Domba Afrika ini selain enak
rasanya juga murah harganya. “Harganya lebih murah dibanding warung
lainnya sehingga pelanggan makin banyak,” ujar Astrid, yang kos di Jalan
Kejayaan, Krukut, Tamansari. Wanita pemandu karaoke di Mangga Besar ini
sering mengajak teman-temannya makan di warrung tersbut.
Awalnya warung ini milik mertua Udin, namun sejak tahun 2003, usaha
tersebut diteruskan Udin dan istri. “Kami sengaja memakai nama puteri
kembar, karena anak kami ada dua pasang yang kembar. Pertama kembar
laki-perempuan, kedua kembar perempuan. Mudah-mudahan nama ini membawa
rezeki,” harap Udin.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !